Kabupaten Slawi - Desa Bogares Kidul Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal setelah mendapatkan Program Safe and Friendly Environment For Children (Safe4C) atau Membangun Lingkungan Aman dan Ramah Anak kerjasama Yayasan Setara dan DP3AP2KB Kabupaten Tegal di dukung oleh UNICEF yang telah berlangsung sejak tahun 2022 berhasil menekan angka kekerasan anak di Desa.
Hal ini terungkap saat dilakukan monitoring oleh tim Yayasan Simpul dan DP3AP2KB Kabupaten Tegal di Aula Balai Desa Bogares pada Selasa, 4 April 2023.
Peserta monitoring yang terdiri dari Kepala Desa Bogares Kidul, Sekretaris Desa, PATBM dan Fasilitator Masyarakat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan tim monitoring dengan lugas dan jelas.
Kepala Desa Bogares Kidul, M. Arifin saat ditanya terkait kebijakan yang ada di desa, langsung menjawab sudah ada Peraturan Desa (Perdes) tentang Desa Inklusi nomor 7 tahun 2022.
"Desember 2022 kami mengesahkan Perdes tentang Desa Inklusi, dimana sasarannya adalah penyandang disabilitas, anak, perempuan, lanjut usia, masyarakat miskin dan kelompok masyarakat marjinal lainnya.
Dan di tahun 2023 ini kami mengalokasikan Rp 14 juta untuk pelatihan bagi difabel serta Rp 3 juta untuk PATBM Desa serta pembangunan taman bermain dan edukasi untuk anak-anak sebesar Rp 150 juta." Kata Arifin.
Masih menurut Arifin, dengan adanya PATBM yang dilatih menjadi Fasilitator Masyarakat ini sangat membantu desa khususnya dalam menekan angka kekerasan pada anak di Desa Bogares Kidul.
"Fasilitator Masyarakat yang sudah dilatih masih terus melakukan sosialisasi di pertemuan-pertemuan tingkat desa maupun tingkat RW serta RT, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kekerasan pada anak. Untuk ramadhan tahun ini kami menggelar rapat dan akhirnya desa mengeluarkan surat edaran agar anak-anak tidak melakukan ronda malam hari, hal ini sebagai tindakan preventif desa supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," Ucap Arifin.
Sementara itu, anggota PATBM dan Fasmas yang hadir juga menceritakan bagaimana mereka melakukan sosialisasi dan menerima aduan masyarakat serta menindaklanjuti bersama dengan pemerintah desa.
Salah satu Fasilitator Masyarakat yang juga sebagai anggota PATBM Desa Bogares Kidul Samsuri mengatakan, Tim PATBM pernah mendapatkan aduan dari masyarakat yang anaknya ikut menjadi anak punk. Kemudian segera melaporkan ke desa dan segera bergerak mendata anak-anaknya.
"Kami mendapat aduan tentang anak punk, kemudian kami bersama dengan pihak desa mendata anak punk tersebut. Dari hasil pencarian dan pendataan ternyata ada 10 anak yang tergabung menjadi anak punk.
Kemudian kami melakukan pembinaan kepada anak dan orang tuanya agar mereka tidak kembali menjadi anak punk. Kami juga mensosialisasikan tentang hak-hak anak yang kami dapat dari pelatihan kemarin, dari 10 anak ada 3 anak yang akhirnya mau kembali bersekolah yang ketiganya merupakan anak perempuan." Ujar Samsuri.
Senada dengan Samsuri, Fasilitator Masyarakat Desa Bogares Kidul Muawanah juga mengatakan adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah ada Safe4C di desanya.
"Sebelum ada Safe4C kami ketika akan melakukan sosialisasi masih agak malu dan bingung, namun setelah kami dilatih menjadi Fasilitator Masyarakat dan melaporkan ke Desa, Desa sangat merespon baik dengan selalu mengikutkan Fasilitator Masyarakat untuk ikut Sosialisasi tentang hak anak, deteksi dini kekerasan pada anak disemua kegiatan desa baik PKK, ataupun pengajian jamiyahan dilingkungan masing-masing. Artinya sekarang lebih diakui keberadaan kami." Ujar Muawanah.
Masih menurut Muawanah, dengan adanya Safer4C ini juga memang membantu menekan angka kekerasan di desa kami. Meskipun yang namanya kekerasan masih ada, namun setidaknya mampu diminimalisir dengan dilakukannya sosialisasi secara terus menerus oleh Fasmas dan Tim PATBM Desa untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan ramah bagi anak - anak kita.
0 Komentar